# Dengan Penataan Bisa Jadi Andalan Kuliner Daerah
TABLOID DESA.COM BENGKULU I Lemang Tapai merupakan makanan khas Suku Serawai yaitu suku daerah Bengkulu Selatan. Lemang terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dalam bambu muda dan dibakar, bahan utamanya adalah beras ketan putih, santan kelapa, daun pandan dan sedikit garam. Sedangkan Tapai adalah ketan hitam yang dikukus dan ditaburi ragi, disimpan 2-3 malam agar menjadi tapai. Di Kota Bengkulu banyak penjual lemang tapai, berjejer di Jalan Sungai Rupat Kota Bengkulu, para penjualnya ibu-ibu mereka berjualan mulai dari Pukul o8.00 pagi sampai pukul 17.00 WIB.
Ibu Ana dan Ibu Asmaru penjual Lemang Tapai di Kota Bengkulu
Menurut Ibu Ana salah seorang penjual Lemang Tapai, ” Kami berjualan di sini sudah hampir 10 tahun, penjualan perhari rata-rata 20 batang lemang dan satu kilo tapai dengan harga lemang Rp10ribu per batang, jika dirupiahkan bisa mendapatkan keuntungan rata-rata Rp100 ribu .dan juga sering juga mendapat pesanan dari orang yang mau pesta, bisa pesan Rp500-1 juta.”
Sementara menurut Ibu Asmaru, penjual lemang tapai,” Pendapatan kami setiap hari tidak menentu, kadang lumayan yang laku,kadang juga sepi.Kami belum pernah mendapat binaan atau bantuan, kalau ada tolong disampaikan kepada pemerintah,” ujarnya.
Para pedagang ini membuat tempat berjualan secara mandiri, yaitu hanya berupa pondok-pondok dan peralatan jualan seadanya, mereka belum pernah mendapat binaan atau bantuan dari pemerintah daerah. Dulu sudah lama sekali, pernah mendapat bantuan tenda dari Kementerian Perdagangan, tapi tenda itu sekarang sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi.
Keberadaan para penjual lemang tapai ini bisa dijadikan Sentra Lemang Tapai, apalagi jika ditata lebih rapi,bersih dan pengemasan lebih baik dan cantik sehingga bisa dijadikan oleh-oleh. Hal ini bisa terealisasi jika ada binaan dan bantuan dari pemerintah daerah.
Foto/Teks: Ir. Herma Dewi, MSi
Editor: Sarono P Sasmito