Tabloid-DESA.com SEKAYU – Tanaman nilam (Pogostemon cablin) yang tumbuh banyak di Desa Muara Medak Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tampaknya tidak di sia-siakan oleh masyarakat setempat, sejak 2015 lalu warga merintis untuk mengolah tanaman Nilam menjadi obat luka.
Bagaimana caranya? Petani Nilam yang juga pengelola BumDes Muara Medak Yadi Hermawan menjelaskan untuk 20 kilogram nilam yang terlebih dahulu dikeringkan bisa menghasilkan 1 liter minyak nilam.
“Tanaman Nilam terlebih dahulu dipisahkan batang dan daunnya kemudian dijemur selama satu hari dan selanjutnya dilakukan proses penyulingan menggunakan kayu bakar dan air yang jumlahnya disesuaikan,” ujar Yadi di sela kegiatan Pembukaan Forum Rembug Desa dan Bursa Inovasi Desa di Stable Berkuda Sekayu, Selasa (5/12).
Ia menambahkan, untuk proses panen pertama biasanya membutuhkan waktu 6 bulan. “Kalau panen-panen berikutnya hanya membutuhkan waktu 1 bulan, lebih cepat karena tanaman ini hampir mirip dengan jenis sayuran kangkung,” imbuhnya.
Lanjutnya, untuk satu liter minyak nilam dijual ke pengepul dengan harga Rp600 ribu. “Saat ini sudah banyak peminatnya dan sudah sampai ke Jakarta untuk dijual dan ada juga yang diolah lagi untuk menjadi minyak wangi dan bahan pembuatan kosmetik,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt Sekda Pemkab Muba Drs H Apriyadi MSi mengapresiasi BumDes Desa Muara Medak yang iniovatif dalam mengelola tanaman nilam. “Ini baru olahan grade 2, kalau sudah bisa grade 1 tentu bisa lebih mensejaterahkan warga Desa Muara Medak, dan ini tentu akan mendapat support maksimal dari Pemkab Muba,” pungkasnya.