Tabloid-DESA.com BENGKULU – Pedagang bumbu di pasar tradisional Kota Bengkulu mengkhawatirkan garam industri dikemas menjadi garam konsumsi dan beredar di pasaran.
Salah seorang pedagang, Ny Kusmi di Bengkulu, Minggu (30/7) seperti dikutip dari laman antarasumsel.com, mengkhawatirkan hal tersebut mengingat sejumlah informasi dan pemberitaan belakangan ini menyebutkan bahan baku garam konsumsi kehabisan pasokan bahkan sejak dua bulan lalu.
“Kami sebagai pedagang tentu khawatir karena jika garam industri dikonsumsi masyarakat. Kmeudian, konsumen kenapa-kenapa komplain ke kami, bukan ke perusahaan, ke depannya kami pasti kehilangan pelanggan akibat hal tersebut,” katanya.
Kusmi sudah dua bulan terakhir tidak mendapatkan pasokan garam, yang dijualnya saat ini hanya sisa stok yang ada di toko saja.
“Semoga ada solusi dari pemerintah sehingga kami mendapatkan kembali pasokan dan tidak lagi khawatir dengan hal-hal yang tidak-tidak,” katanya.
Sementara itu, Kepala Gudang Perusahaan pengolahan garam di Bengkulu CV Abadi, Indra menyebutkan pihaknya memastikan garam industri tidak akan beredar menjadi garam konsumsi.
“Kami sebenarnya juga mengkhawatirkan hal yang sama. Kalau ada oknum yang mengedarkan garam industri, kami tentu juga takut kena dampaknya sebab orang berpikir itu hasil pengolahan kami karena cuma ada dua perusahaan pengolah garam di Bengkulu, dan satunya lagi milik pemerintah,” kata Indra.
Garam industri biasanya digunakan untuk pengolahan es batu, ikan asin, dan sejumlah usaha lainnya yang bukan menjadi bahan makanan langsung, kadar natrium klorida garam industri menurut Indra lebih tinggi dari garam kemasan.
CV Abadi memastikan garam industri asal perusahaan itu tidak akan beredar di pasar, pihaknya sudah bekerjasama dengan pihak terkait lainnya seperti dinas perindustrian dan perdagangan setempat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Kami sudah laporkan kondisi saat ini dan terus berkoordinasi, bahkan kami merumahkan karyawan dan menghentikan produksi sebab kehabisan bahan baku,” ujar dia.