Model “Homeschooling” Bagi Anak-anak Desa

BELAJAR2x

Tabloid-DESA – Menurut Tarekh Rasyid,  untuk bisa merealisasikan pendidikan yang lebih fleksibel bagi anak-anak desa untuk mendapatkan pendidikan diperlukan model yang sesuai dengan kondisi didesa tersebut. Beberapa model, seperti Indonesia mengajar juga bisa dilaksanakan oleh pemerintahan desa. Dia menjelaskan, saat ini pemerintah desa bisa membentuk lembaga pendidikan yang dikhususkan bagi para anak-anak desa tersebut. “Didesa itukan ada anggaran desa, mereka bisa merealiasikan bentuk pendidikan apapun bagi masyarakatnya. Bahkan bisa membentuk model pendidikan seperti homeschooling, dengan pengajar yang didatangkan dan waktu belajar-mengajar yang fleksibel,” kata dia. 

Meski hal itu berbeda dengan konsep homeschooling yang dipahami, dimana orang tua menjadi guru utamanya. Kondisi didesa sebagian besar orang tua juga kurang memiliki pendidikan yang tinggi. Hingga diperlukan guru-guru yang memiliki pengetahuan, untuk mengajar para anak-anak desa. “Jadi ruang gerak dan waktu belajarnya saja yang dibikin fleksibel. Sedangkan gurunya didatangkan untuk mengajar anak-anak desa,” tegas dia.

Tekhnisnya, jelas Tarekh Rasyid, desa membentuk lembaga seperti PKBM, atau lembaga pendidikan lainnya yang kemudian mendatangkan para guru-guru untuk mengajar anak-anak desa yang disesuaikan waktu dan tempatnya. Untuk merealisasikan hal tersebut, jelas Tarekh, memang masyarakat desa sendiri yang harus mendorongnya, atau mengusulkan hal tersebut ke pemerintah kabupaten/kota. “Mereka bisa mengusulkannya. Dan konsep pendidikan formal tetapi non formal tersebut bisa menjadi alternatif bagi anak desa,”kata dia.

Dengan acuan kurikulum berstandar nasional, dan para anak-anak desa yang telah mendapat pendidikan mampu mengikuti ujian kesetaraan. “Pada akhir pendidikan, nantinya anak-anak bisa mengikuti ujian kesetaraan dan mendapat ijazah seperti halnya sekolah formal,”tambah Tarekh.

Upaya lainnya, kata dia, bisa dengan inisiatif dari perusahaan-perusahaan yang memiliki dana CSR. Selama ini, dana tersebut digunakan untuk membangun sekolah. Namun, tidak salah jika perusahaan juga perduli dengan keberadaan pendidikan anak-anak desa, yang membutuhkan pendidikan secara khusus. “Ini yang dinantikan oleh masyarakat kita, bagaimana sebenarnya perusahaan perduli dengan pendidikan,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *