Tabloid-DESA – Perkembangan tekhnologi informasi akan memberi dampak luar biasa bagi masyarakat desa. Bukan hanya memberi informasi pemerintahan dan perkembangan trend saja, namun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu desa lewat produk yang dihasilkannya.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Sumsel, Ir. Holda, MSi mengatakan, banyak desa di Provinsi Sumsel yang memiliki potensi berbagai bidang, seperti sector pertanian, perkebunan, kerajinan, dan pariwisata. Namun, kondisi tersebut belum dikelola maksimal karena kurangnya sosialisasi terhadap produk yang dihasilkan desa tersebut. “Nah, sudah seharusnya pemerintah kabupaten/kota mengelolanya dengan maksimal, dengan menginformasikan dan mensosialisasikan produk-produk unggulan dari desanya,” tegas Holda.
Dia menjelaskan, seperti di kabupaten Lahat dan Empat Lawang. Cukup banyak tersebar potensi wisata alam yang dapat menyedot para wisatawan dalam dan luar negeri. Tetapi karena kurangnya informasi, maka hal itu belum memberi hasil bagi masyarakat sekitar. “padahal, semakin banyak wisatawan yang datang kesuatu daerah tersebut, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar akan turut meningkat,”jelas dia.
Holda mencontohkan, jika turis mendatangi wisata gunung dempo, maka secara otomatis para wisatawan akan mencari restoran dan rumah makan, penginapan, dan berbagai oleh-oleh khas termpat tersebut. “Artinya, mereka bukan hanya berkunjung untuk menikmati suasana gunung dempo saja, tetapi akan mengkonsumsi makanan, butuh tempat menginap dan buah tangan,” tegas dia.
Mengenai kawasan yang masih terisolir namun memiliki potensi wisata yang sangat diminati wisatawan, kata dia, seharusnya pemerintah kabupaten/kota lebih jeli melihat anggaran pembangunan yang berasal dari APBN.
”Kita harap pemerintah kabuapten/kota di Sumsel khususnya Pagaralam yang punya potensi wisata dapat memanfaatkan anggaran pemerintah pusat,”tegas dia.
Menurut Holda, anggaran pembangan pariwisata sangat minim untuk pengembangan pariwisata bukan saja terjadi di Pagaralam, tapi kabupaten/kota lain termasuk Provinsi Sumsel mengalami hal serupa, karena adanya efisiensi anggaran dari pusat.
“Karena dalam APBN itukan banyak anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan-pengembangan, terutama untuk pariwisata. Pemerintah pusat juga sangat welcome, jika ada proposal masuk. Karena pemerintah pusat juga berharap ada usulan-usulan dari bawah. Sekarangkan sistimnya bottom up, bukan up down. Makanya, kita mengajak pemerintah daerah dan DPRD kabupaten/kota untuk melihat peluang-peluang dari APBN dan jangan terlalu berharap dari APBD provinsi,” ujarnya.
Dia menegaskan, potensi wisata yang ada di Pagaralam sangat besar. Selain ada wisata perkebunan, Pagaralam juga memiliki pesona alam yang indah. Jadi, keindahan alam Pagaralam inilah yang lebih ditonjolkan, sembari meningkatkan industri-industri kerajinan. Belum lagi, kalau ada kuliner-kuliner khas, serta budaya-budaya yang terkait dengan Pagaralam.
“Tapi, Pagaralam juga harus melihat potensi lain yang akan dikembangkan di sana. Terlebih ada tahun 2017 nanti merupakan tahun wisata, jadi untuk daerah Sumsel mungkin ada peningkatan-peningkatan anggaran yang ada di kabupaten/kota,” jelasnya.