Tabloid-DESA.com PALEMBANG – Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Provinsi Sumatera Selatan melakukan sosialisasi restorasi gambut tahun 2017 untuk tanah gambut di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin bertempat di Hotel Pelangi Kota Sekayu, Kamis (21/7).
Tim yang terdiri dari personel Korem 044/Gapo yang diwakili oleh Kasiter Korem 044/Gapo Letkol Inf Feridian Prabawa, S.H., M.H. dan Pasi Bhakti Mayor Inf Mujari, personel TRG Pusat Bapak DR. Asmadi Saat dan Kodim 0401/Muba yang diwakili oleh Kasdim 0401/Muba Mayor Inf Surobin melakukan sosialisasi restorasi lahan gambut kepada 30 orang perwakilan masyarakat dari 5 Kecamatan di wilayah Musi Banyuasin yang memiliki lahan gambut.
Pada kesempatan ini TRG Pusat Bapak DR. Asmadi Saat menyampaikan kedatangannya ke wilayah Musi Banyuasin ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang restorasi lahan gambut untuk tanah gambut di Musi Banyuasin dan juga akan terjun kelapangan nantinya melihat kondisi dan situasi tanah gambut di Musi Banyuasin, dimana wilayah ini memiliki lahan gambut yang sangat luas dan rawan akan kebakaran. Dan kegiatan restorasi gambut ini nantinya tidak akan merugikan masyarakat, bahkan sebaliknya akan membantu mensejahterakan masyarakat itu sendiri.
Sementara itu selaku anggota TRGD dari Korem 044/Gapo Letkol Inf Feridian Prabawa, S.H., M.H. memberikan sosialisasi aplikasi penggunaan Bios 44 pada lahan gambut kepada peserta sosialisasi. Dalam penjelasannya Letkol Inf Feridian menyampaikan bahwa Bios 44 merupakan paduan beberapa mikroorganisme yang disatukan, dan mampu memperkecil hingga menutupi rongga-rongga lahan gambut, sehingga lahan gambut tidak mudah terbakar, tentunya hal ini tetap membutuhkan proses waktu.
“Setelah disiramkan ke lahan gambut, cairan Bios 44 akan berkembang hingga menutupi rongga-rongga gambut. Bios 44 akan lebih mudah berkembang jika kondisi gambut masih dipenuhi air seperti kemarau saat ini yang masih diselingi hujan,” terangnya.
Lebih lanjut Letkol Inf Feridian yang sehari-harinya menjabat sebagai Kasi Teritorial Korem 044/Gapo ini menjelaskan, bahwa lahan gambut yang sudah disiram Bios 44, setelah tiga bulan akan subur. Bisa ditanami dengan jenis tanaman lain. Lalu, pada saat musim kemarau lahan tersebut sudah terkunci dan tidak mudah terbakar. “Cairan Bios 44 ini juga tidak berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Bahkan, menjadi sumber makanan bagi ikan yang hidup di lahan gambut,” ujarnya.
Penggunaan Bios 44 ini di wilayah Sumatera Selatan sebenarnya sudah sejak tahun lalu saat ditemukan Bios 44 oleh Tim Gapo Army dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dimana hampir setiap tahun terjadi kebakaran lahan gambut. Diharapkan upaya ini mampu mencegah kebakaran dan membantu peningkatan kualitas lahan gambut di wilayah budidaya sehingga akan lebih baik dan lebih produktif.