Tabloid-DESA.com BATUMAJANG – Putra-putri di daerah perbatasan RI-Malaysia memiliki hak untuk menerima pendidikan yang layak. Sama dengan halnya anak-anak yang ada di kota besar lainnya. Mereka semua memiliki cita-cita yang tinggi untuk menjadi generasi penerus bangsa. Sehingga sejak dini harus dibekali dengan ilmu pengetahuan, keimanan, budi pekerti, mental,dan kedisiplinan. Karena hal ini yang akan menjadi bekal mereka di masa depannya.
Kita ketahui bahwa saat ini jaman globalisasi, dimana persaingan dalam bidang teknologi sangatlah dominan, sehingga masalah pendidikan sangatlah di utamakan. Oleh karena itu anak-anak didaerah perbatasan tidak boleh ketinggalan dalam segala hal, mereka harus mampu berkompetisi dengan yang lain. Siapa yang rajin dan menguasai ilmu mereka akan menang dalam persaingan tersebut. Dalam hal ini masih terlihat jelas akan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan masalah pendidikan di daerah perbatasan.
Sebagian besar penduduk batumajang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mulai hari senin sampai dengan jumat mereka pergi ke ladang di kilometer 8 hingga kilometer 30 untuk mengolah hasil pertanian. Harapannya hasil pertanian mereka akan meningkat jika rajin bekerja di ladang dan bisa membantu perekonomian keluarga serta membiayai anak mereka bersekolah dan kuliah.
Di desa Batumajang terdapat SDN 05 Batumajang dimana anak-anak mereka pergi belajar menerima pendidikan formal mulai dari pukul 07.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA. Kondisi seperti ini, memberikan kesempatan anak-anak sekolah dasar tersebut untuk belajar mandiri setelah mereka pulang sekolah. Karena sebagian besar orang tua mereka pergi ke ladang dan hanya hari sabtu dan minggu mereka berada di rumah.
Adapun kendala dilapangan yang ada di daerah perbatasan dapat dilihat secara nyata. Pertama letak geografi wilayah yang berada di daerah perbukitan dan banyak aliran sungai yang deras, sehingga sulit dijangkau transportasi darat yang sulit dilewati karena masih banyak infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak berat sehingga transportasi utama adalah melalui sungai untuk mencapai antar desa, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal.Kedua kebutuhan alat-alat untuk mendukung kegiatan belajar mengajar khusus dibidang teknologi dan ilmu pengetahuan belum tersedia, dan kalau adapun harganya yang cukup tinggi. kondisi alat kelengkapan penerangan PLN dan jaringan internet belum tersedia untuk mendukung kegiatan belajar dimalam hari.
Warga masih mengunakan genset yang terbatas waktunya. Ketiga, tenaga pengajar yang masih kurang, karena minat para pengajar dari luar wilayah yang kurang peminat, juga karena transportasi menuju daerah perbatasan sangat jauh serta biaya hidup yang mahal. Sehingga para pengajar disekolah di wilayah perbatasan hanya mengandalkan pengajar dari orang pribumi saja. Keempat, situasi daerah, adat istiadat dan ekonomi keluarga yang tidak menentu sehingga masih banyak anak-anak didaerah perbatasan tidak tamat belajar. Kelima, pemberian materi wawasan kebangsaan, bela negara, mental Idiologi dan kepada para pelajar jarang diberikan. Karena kemampuan para pengajar yang masih kurang menguasai, sehingga anak-anak perbatasan kurang pemahamannya mengenai wawasan kebangsaan.
Melihat kondisi nyata tersebut, Pos Komando Taktis Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Kotis Satgas Pamtas) RI-MLY Yonif 141/AYJP yang berada dekat dengan desa Batumajang selain melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan juga melaksanakan kegiatan territorial salah satunya adalah dengan membantu masyarakat sekitar untuk mencerdaskan Putra-Putri daerah Batumajang dengan melatih potensi Putra-Putri daerah Batumajang untuk berlatih beladiri karate, tentara cillik, Pramuka dan les pelajaran tambahan. Hal ini merupakan bukti bahwa kami satgas pamtas RI-Malaysia Yonif 141/AYJP peduli dengan masa depan anak-anak bangsa dan masa depan Negara kita “ ungkap Dansatgas Yonif 141/AYJP Letkol Inf Aan Setiawan, S.Sos.
Petinggi Desa Batumajang bapak Yoseph merang menanggapi bahwa dengan adanya Pos Kotis Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 141/AYJP di Desanya, kami selaku orang tua mereka berharap anak-anak kami kelak bisa menjadi generasi penerus yang berguna bagi nusa dan bangsa. “Semenjak adanya bapak-bapak tentara disini, anak-anak kami tidak pernah surut semangatnya untuk berlatih dengan bapak-bapak tentara, karena sangat membantu pendidikan non formal yang bisa diterapkan di luar jam pelajaran Sekolah,” terang Bapak Yoseph.