KOMBINASIKAN NILAI AGAMIS DAN KECERDASAN: Mursidati, SPd (baju coklat seragam ASN) Kepala SDN 7 Indralaya Utara yang terletak di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan ini dikenal sebagai guru multitalenta. Kiprah dalam mendidik dan memotivasi guru lain sebagai instruktur nasional. Dalam mendidik muridnya dia memadukan pembinaan kecerdasan intelegensia dengan semangat membina kehidupan agamis siswanya seperti yang tampak pada kegiatan di mushola yang tengah dibangunnya.
TABLOID-DESA,COM, OGAN ILIR SUMSEL—Tak bisa dipungkiri sosok yang satu ini cukup dikenal oleh komunitas pendidikan di Ogan Ilir Sumatera Selatan maupun dalam skala nasional. Hal itu karena kiprahnya yang cukup intens saat menjadi naras umber dalam berbagai pertemuan ilmiah dalam memotivasi para guru penggerak dengan berbagai pelatihan Ketika dia menjadi narasumber baik melalui pertemuan luring maupun daring.
Saat ditemui Tabloid Desa dan diminta pendapatnya tentang kepemimpinan, pendidik yang telah puluhan tahun mendedikasikan diri mempersiapkan generasi penerus sehingga mereka diharapkan memiliki kompetensi unggul ini mengemukakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih dari sekadar memberikan instruksi, seorang pemimpin mampu menggerakkan timnya dengan visi, nilai-nilai, dan arah yang jelas. Pemimpin yang baik juga mampu mendengarkan, memotivasi, dan memberikan dukungan kepada anggota timnya.
Sebagai pimpinan SDN 07 Indralaya Utara yang terletak di Jalan Andalas No. 1 Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Dia memiliki murid dengan jumlah 75 orang, dengan tenaga pengajar yang berstatus ASN 4 orang, tenaga honorer 7 orang dan semua berpendidikan strata 1. SDN 07 Indralaya Utara adalah Pelaksana Program Sekolah Penggerak Angkatan 3 dan Satu-satunya sekolah yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di pilihan Merdeka Berubah pada tahun ajaran 2022/2023 di Kabupaten Ogan Ilir.
Pada awalnya sarana dan prasarana yang dimiliki di sekolah ini masih sangat minim, terutama sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi. Disertai juga dengan kemampuan guru terhadap teknologi informasi masih sangat minim terutama yang sudah berada di zona aman dan nyaman. Oleh karena itu, dia berusaha untuk menggali aset yang ada di sekolah ini yang dapat dijadikan sumber belajar dan dapat digunakan secara maksimal. Salah satu aset yang ada yaitu perpustakaan.
Perpustakaan sebagai sumber informasi harus mampu bertransformasi menjadi perpustakaan yang ideal yaitu perpustakaan yang diorientasikan kepada kepentingan pemustaka. “Perpustakaan harus bisa memuaskan rasa ingin tahu pengunjungnya, mampu menumbuhkan inisiatif, dan mengembangkan kreativitas mereka dalam mendukung proses pembelajaran” Perpustakaan dalam hal ini berfungsi sebagai ujung tombak peningkatan minat baca, sebagai wadah sumber informasi dan sumber belajar, ujarnya.
Tantangan Empiris
Namun pada kenyataannya di SD Negeri 07 Indralaya Utara, dia menemukan banyak sekali tantangan dalam mengoptimalkan aset sekolah ini, antara lain:
Buku- buku yang ada seharusnya mengisi ruang perpustakaan disimpan di gudang, berdebu dan tidak terawat dan belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
MIRIS BUKU TAK TERAWAT: Menjadikan jiwanya sebagai pendidik yang menyadari pentingnya bacaan bagi upaya memperkaya pengetahuan daan wawasan siswanya menjadi wanita kelariran tahun 1975 ini bergerak untuk memberdayakan buku-buku itu dalam sebuah perpustakaan yang rapi dan nyaman bagi para siswanya memuaskan dahaga ilmunya dengan membaca.
Ruang perpustakaan dialihfungsikan sebagai ruang kelas, dan dia harus mengembalikan fungsi perpustakaan ini ke fungsi yang seharusnya yaitu ujung tombak peningkatan minat baca, sebagai wadah sumber informasi dan sumber belajar.
Buku-buku yang tersedia ternyata banyak yang belum memenuhi kriteria penjenjangan buku terutama buku jenjang A dan B.
Dinding di sekolah yang dia pimpin masih polos tidak terdapat satupun poster dan gambar atau tulisan-tulisan yang dapat menambah wawasan dan informasi murid terutama mengenai perundungan dan menjaga kebersihan lingkungan serta adab sopan santun.
Murid-murid jika belajar menggunakan handphone sering mencuri waktu untuk bermain game, sehingga belajar berbantukan handphone tidak optimal
Bagi dia selaku kepala sekolah yang baru ditempatkan di sini, apapun yang ada di sekolah ini, adalah aset sekolah yang sangat berharga, dan harus dapat mengoptimalkan semua aset yang ada ini dengan sebaik-baiknya.
Aksi Nyata
Maka langkah awal yang dia ambil pada saat itu adalah dengan memanfaatkan buku-buku dengan membuat sudut baca di setiap kelas yang ada. Di samping itu juga mengundang dan melakukan pertemuanatau rapat dengan orang tua murid membahas rencana dan kendala yang dihadapi.
Bukan hanya itu dia juga menyampaikan bahwa sekolah membutuhkan bantuan untuk menyediakan sudut baca di kelas. Setelah berdialog dan urun rembuk bersama, para orang tua menanggapi positif permasalahan ini. Mereka dengan senang hati memberikan bantuan berupa uang untuk membeli pernak-pernik yang dibutuhkan.
Dengan melibatkan murid secara langsung ternyata mereka lebih bersemangat untuk mengeluarkan ide-ide dalam menghias sudut baca, bergotong royong memilah dan menyusun buku-buku yang tersedia. Hal yang pasti mereka menjadi lebih merasa bertanggung jawab dan tertarik untuk membaca buku-buku yang tersedia di kelas mereka.
SISWA MULAI MEMANDANG LUASNYA KHASANAH DUNIA: Dengan pembangunan dan penataan perpustakaan yang dia lakukan menjadi menjadikan para siswa seperti ikan menemukan habitat airnya dan tenang ceria membaca menatap dunia dengan keluasan isinya sesuai paradigma yang menyatakan bahwa buku adalah jendela dunia.
Selaku kepala sekolah wanita energik dan inovatif ini mengajak guru dan wali kelas untuk melaksanakan gerakan membaca buku 15 menit sebelum belajar. Awalnya juga gerakan ini susah untuk dilaksanakan karena para guru baru hadir ke sekolah pukul 08.00 WIB. Murid memang melaksanakan kegiatan membaca sebelum gurunya hadir tapi hasilnya tidak maksimal. Namun setelah berjalan beberapa waktu, para guru sudah dapat membersamai murid-murid dalam gerakan 15 menit membaca sebelum memulai kegiatan pembelajaran,
Dalam gerakan literasi 15 menit ini, murid bebas untuk memilih buku bacaan sesuai minatnya, kemudian mereka wajib mencatat judul buku, nama pengarang buku dan menuliskan secara singkat isi dari buku serta membacakannya di depan kelas. Agar murid tidak merasa terbebankan maka murid cukup menyelesaikan satu judul buku dalam satu minggu. Setelah selesai murid dibimbing untuk menuliskan kembali isi buku yang sudah dibaca. Hal yang diharapkan dari kegiatan ini adalah menumbuhkan kesadaran dan minat murid untuk gemar membaca.
Aksi selanjutnya yang dia lakukan dengan mengembalikan fungsi perpustakaan yang selama ini dijadikan ruang kelas. Dengan melibatkan guru-guru dan murid SDN 07 Indralaya Utara bergotong royong membenahi ruang perpustakaan yang ada. Buku-buku yang masih berada di gudang dipindahkan ke ruang perpustakaan dan susun dengan rapi.
Istimewanya lagi dia juga merekrut satu orang tenaga perpustakaan untuk mengelola perpustakaan ini sehingga saya berharap perpustakaan ini menjadi tempat yang menyenangkan bagi murid untuk terus belajar dari berbagai buku yang tersedia.
Saat ini perpustakaan ini sudah dapat berfungsi dan termanfaatkan, guru membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan sekolah setiap satu kali seminggu. Muri-murid diberikan kebebasan untuk memilih buku yang akan dibaca, dan harus melaporkan buku yang dipinjam kepada petugas perpustakaan.
Namun di perpustakaan ini, belum tersedia buku yang sesuai jenjang terutama jenjang A dan B, untuk itulah wanita yang gigih berbagi praktik baik ini juga membuat buku digital dan perpustakaan digital sehingga pada saat murid membutuhkan buku bacaan sesuai dengan jenjang mereka, buku tersebut ada dan disajikan dengan lebih menarik. Guru-guru juga bersama murid mengadakan kegiatan membaca buku digital bersama.
Gerakan berikutnya yang sudah dia laksanakan di SDN 07 Indralaya Utara adalah menciptakan lingkungan yang kaya akan teks bermakna dengan menciptakan Dinding Literasi. Di Lingkungan sekolah ini dia memasang banyak poster dengan berbagai ukuran yang dia desain sendiri dengan menggunakan aplikasi Canva. Poster ini dipasang di dinding dalam kelas dan di dinding sekolah dengan tujuan murid setiap saat dapat melihat dan membacanya serta memahami dan melaksanakan pesan apa yang ada dalam poster tersebut.
KEINDAHAN BERPADUKAN NUANSA KEILMUAN: Dinding sekolah yang selama ini hanya berfungsi sebagai pembatas dan sekat ruang-ruang, dengan sentuhan kreatifitasnya bisa disulap menjadi pajangan literasi yang menarik dibaca oleh siswa atau siapapun yang melintasinya.
Hal terkini yang juga patut diacungi jempol adalah gerakan Peningkatan Kemampuan Literasi di Satuan Pendidikan SDN 07 Indralaya Utara adalah gerakan Pohon Literasi. Guru kelas tinggi membimbing murid untuk menemukan informasi tentang tumbuhan yang ada menggunakan Google photo. Kemudian mereka menuliskan hasil penelusurannya lalu memasang Label yang berisikan informasi mengenai tumbuhan yang ada di sekolah. Mulai dari nama tumbuhan dan manfaatnya. Gerakan ini bertujuan agar murid dapat lebih memahami berbagai jenis tumbuhan yang ada di lingkungan sekolahnya.
UNIK: Tak kurang kreatif sosok pendidik ini juga menjadikan lingkungan botani berupa tetumbuhan dan pepohonan dibentuk menjadi pohon literasi yang indah dan jadi khasanah baca yang memperkaya ilmu pengetahuan siswa.
Refleksi
Dari berbagai gerakan yang dia lakukan bertujuan untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk membaca sehingga nantinya diharapkan siswa akan tumbuh kesadarannya bahwa membaca bukan suatu kewajiban tapi adalah suatu kebutuhan. Wanita ini sadar selaku pemimpin pembelajaran di satuan pendidikan yang dia pimpin, masih banyak aset-aset sekolah yang belum dapat termanfaatkan dengan maksimal. Kesuksesan gerakan ini tidak dapat dia laksanakan sendiri tapi sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak yang ada di satuan pendidikan ini.
Berbagai tantangan yang dia hadapi menjadikannya lebih termotivasi untuk berbuat lebih banyak lagi demi memperbaiki kualitas Literasi, Numerasi dan meningkatkan penanaman profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan guru dan murid. Banyak hal yang masih harus dia benahi dan ini semua butuh proses.
Lingkungan sekolah yang kaya akan sumber literasi akan menjadi lingkungan yang menyenangkan bagi murid-murid SDN 07 Indralaya Utara. Hasil dari gerakan ini bisa terlihat sangat berdampak bagi murid dengan bersemangatnya murid-murid untuk hadir ke sekolah setiap hari untuk belajar. Murid juga menjadi lebih bertanggung jawab untuk terus memelihara tumbuhan dengan cara menyiram, membersihkan gulma dan memberikan pupuk pada tanaman yang ada. Murid juga merasa asyik untuk mencari referensi melalui media digital tentang tumbuh-tumbuhan yang mereka rawat.
Dampak positif bagi guru di sekolah adalah mereka mendapatkan media mengajar yang berlimpah untuk kegiatan pembelajaran. Bagi sekolah sendiri, lingkungan sekolah menjadi lebih indah, rapi, nyaman dan menarik. Dan yang terpenting adalah terjadinya peningkatan pada hasil Rapor Pendidikan SDN 07 Indralaya Utara di tahun 2024 ini.
Semoga gerakan-gerakan ini dapat menginspirasi kita dalam membenahi satuan pendidikan yang kita pimpin.. Sekecil apapun perubahan yang dilakukan semoga dapat terus berdampak bagi murid…murid…dan murid….
Teks/Foto: Mursidati
Editor: Sarono P Sasmito