ILMUWAN DAN WARGA DESA SINERGI: Nyaris tak ada yang membedakan mereka yang memiliki seabreg ilmu dan gelar seperti Prof, Dr. Ir Nuni Gofar, MS, dan Dr.Ir. Warsito, MP benar-benar menyatu berbagi ilmu dengan warga Desa Payakabung pada kegiatan pengabdian masyarakat yang juga didukung para dosen muda dan mahasiwa. Mereka foto bersama usai kegiatan dengan ceria.
TABLOID-DESA.COM, INDRALAYA UTARA OGAN ILIR—Ada yang beda di Balai Desa Payakabung Kecamatan Indralaya Utara, Sabtu (18/10/2025) pagi menjelang siang itu. Kerumunan mahasiswa berjaket kuning terlihat sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Ada ember berisi tanah, ada timbangan duduk, sekop dan peralatan lainnya.
Mereka menerima arahan wanita berwajah ramah dan familiar yang ternyata Guru Besar Fakultas Pertanian Unsri bernama Prof. Dr.Ir. Nuni Gofar, M.S. didampingi Dr. Ir. Warsito, MP yang tampak berwibawa dan ramah. Sebagai koordinator kegiatan tampak memberikan berbagai arahan kepada para dosen muda dan mahasiswa yang terlibat dalam program pengabdian kepada masyarakat di desa, yang terletak kurang lebih 3 kilometer dari kampus Unsri Indralaya tersebut.
KOMITMEN BERBAGI ILMU DAN KETERAMPILAN: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S., Dr. Ir. Warsito, MP dan Darmadi Kadus 2 Desa Payakabung mewakili Kades Paula Rosi yang berhalangan hadir tampak interaksi dengan peserta kegiatan dan berbagi ilmu dan keterampilan.
Sementara di sebelahnya tampak kurang lebih 50-an ibu-ibu dan bapak-bapak mulai duduk mengisi kursi-kursi yang terjejer rapi. Sementara di barisan meja depan tampak Prof Nuni, Dr. Warsito dan Darmadi Kepala Dusun 2 mewakili Kades Paula Rosi yang berhalangan hadir. Di kursi hadirin tampak Pemimpin Redaksi Tabloid Desa Sarono P Sasmito, dan para dosen muda yakni Tri Putri Nur, S.P., M.Si, Karinda Dwi Paserena, S.P., M.Si., dan Nadhira Ghea Salsabila, S.P., M.Si yang tampil sebagai pembicara.
Deananda Putri yang bertindak sebagai MC menghidupkan suasana dengan berpantun. Lalu dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Taufik Hidayat. Kemudian sambutan dari Prof. Nuni sembari memperkenalkan Dr Warsito yang berada di sebelahnya.
Nuni mengemukakan, program pengabdian masyarakat di Desa Payakabung itu didasari atas survai anak-anak yang menyatakan di sini banyak terdapat limbah bekas budi daya jamur tiram dan limbah ternak sapi. Oleh karena itu kemudian pada kegiatan ini dilakukan konsentrasi pembahasan pada Pemanfaatan Sisa Media Jamur Tiram, Kotoran Hewan dan Trichoma Sp, Sebagai Pupuk Organik dan Pestisida. Selain itu juga dibahas “Membangun usaha pupuk organik berbasis sumber daya lokal di Desa Payakabung ogan ilir”.
Sedangkan Dr Warsito pada sambutannya mengemukakan sangat berterima kasih kepada ibu-ibu dan bapak-bapak yang bersedia hadir pada kegiatan tersebut, di tengah banyaknya kesibukan.
“Ini bagian penting bagi kami untuk memperluas fungsi dan peran keilmuan kami di tengah masyarakat dengan melakukan pengkajian, penelitian dan semua hal yang dibutuhkan masyarakat Payakabung ini,” ujar pria ini lembut.
Di sisi lain, pria yang menyelesaikan program doktornya di UGM ini menambahkan, memiliki prinsip siapapun yang ditemui adalah partner berbagi ilmu. Sehingga bapak ibu di sini juga menjadi guru-guru kami atas apa yang sudah bapak ibu lakukan dan menjadi informasi baru bagi kami, tambahnya serius.
ANTUSIAS: Ibu Sari dan istri Darmadi dua dari peserta yang antusias memberikan pertanyaan kepada para nara sumber.
Sementara itu Darmadi yang mewakili Kades Payakabung sangat menyambut baik kegiatan tersebut. Mengingat selama ini mereka kebingungan memanfaatkan limbah jamur tiram serta kotoran sapi yang awalnya terbuang begitu saja. Satu hal yang dia harapkan adanya pendampingan, bimbingan dan pemberian ilmu dan keterampilan secara terus=menerus sehingga warga benar-benar bisa menerapkan ilmu yang didapat dari para dosen dan mahasiswa FP Unsri ini.
Usai itu dilanjutkan dengan paparan sesuai topik di atas. Tampil sebagai pembicara pertama Salsabila yang mengupas seluk beluk pembuatan kompos secara komprehensif. Termasuk juga diuraikan tentang tujuh manfaat pupuk organik. Melengkapi penjelasan Salsabila dilanjutkan Tri Putri Nur tentang membangun usaha berbasis IT dengan E-comerce. Dengan memanfaatkan medsos baik Facebook, IG dan lain maka proses pemasaran produk pertanian pedesaan akan memiliki jangkauan yang lebih luas. Triputri juga menguraikan secara rinci proses pembuatan display pemasaran secara online yang lebih berdaya guna bagi masyarakat luas.
SIAP KOLABORASI: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S., Pemimpin Redaksi Tabloid Desa Sarono P Sasmito, dan Dr. Ir. Warsito, MP siap kolaborasi dan kegiatan dan penyebarluasan informasi melalui pemberitaan media cetak dan online.
Usai itu dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Pada momen pertama, Sarono P Sasmito yang hadir memberikan apresiasi dan motivasi atas kegiatan tersebut. Azas manfaatnya sangat terasa bagi warga Payakabung sesuai dengan kondisi tentang adanya limbah jamur tiram dan banyakya kotoran sapi yang bisa dibuat kompos. Demikian juga animo warga untuk memanfaatkan medsos dalam pemasaran produk mereka.
Tanggapan dan pertanyaan berikutnya dari Ibu Sari dan istri Darmadi yang menguraikan tentang warga desa mereka telah beberapa kali mengikuti kegiatan tentang pembuatan kompos. Pihaknya berharap agar kegiatan itu terus berjalan dengan adanya pendampingan. Sedangkan pengunaan IT untuk pemasaran sudah dilakukan baik melalui facebook, IG dan lainnya. Hanya masih perlu peningkatan dalam hal folowernya.
Sedangkan Istri Darmadi meminta penjelasan lebih lanjut tentang penggunaan Trichonema Sp sebagai dekomposer atau bisa juga mempergunakan jenis lain yang selama ini mereka kenal.
Prof Nuni memberikan penjelasan secara gamblang atau semua pertanyaan tersebut. Termasuk penggunaan dekomposer bukan hanya Trichonema tetapi bisa jenis lain yang juga efektif untuk pembuatan kompos. Pengunaan kompos selain akan memperbaiki struktur tanah juga kesuburannya akan bertahan lain karena mikrobia yang terkandung di kompos akan terus menyuburkan tanah dalam jangka panjang. Nuni juga menjelaskan pembuatan kompos, teknik pengunaan dan hal lain yang menjadikan warga desa yang hadir memahami keunggulan kompos dalam meningkatkan produktifitas pertanian yang mereka budidayakan.
Pada akhir diskusi Warsito yang memiliki jiwa sastra tersebut membacakan gubahan tulisan berjudul: “Ketika Ilmu Menyapa Bumi”. Suasana berubah hening dengan untaian kata penuh makna yang diucapkan dengan intonasi dan penghayatan mendalam dari pria asal Desa Nawangsasi Kecamatan Tugumulyo Musi Rawas ini.
Para dosen dan mahasiswa FP Unsri bersemangat melakukan demo pembuatan kompos.
Usai itu dilakukan demontrasi pembuatan kompos yang dilakukan oleh para dosen muda dan para mahasiswa FP Unsri semester 7 yang antusias memperagakan teknik pembuatan kompos dan cara pengunaan saat menjadi kompos yang siap pakai. Saat itu peserta juga melakukan diskusi aktif tentang plus minus penggunaan kompos. Usai kegiatan dilakukan ramah tamah dan foto bersama.
Siang hari kemudian, pukul 14.00 rombongan bergerak ke Desa Lorok Kecamatan Indralaya Utara. Rombongan dipimpin oleh Dr.Ir Bakri, MP didampingi para anggota Leviana S.P., MSc, Nabila Meilasari, S.P,. M.Si., Karindra Dwi Paserena, S.P., M.Si, Shabila Amariya Sari, S.P., Msi dan Halim Ma’shum SP, Msi.
BERIKAN MOTIVASI: Koordinator kegiatan program pengabdian masyarakat di Desa Lorok, Dr. Ir. Bakri, MP tampak memberikan motivasi agar warga semangat memelihara kebun karet mereka.
Acara berlangsung di Kantor Desa Lorok. Diikuti oleh kurang lebih 40 peserta. Anisa Syifa Dewi bertindak sebagai MC. Dibuka dengan melafalkan basmalah disambung dengan doa yang dipimpin oleh Sarono P Sasmito. Kemudian dilanjutkan sambutan dari Kades Lorok Leo Candra yang diwakili oleh Evi Nurcahyani Kaur Tata Usaha Umum yang menyambut baik atas terselenggaranya Program Pengabdian Masyarakat di desanya.
“Kami sangat membutuhkan ilmu dan keterampilan dari bapak ibu dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Unsri. Termasuk untuk meningkatkan produktifitas karet serta kiat terbaik untuk pengolahannya,” ujar Evi.
Sementara Dr Bakri mengemukakan kegiatan ini selain untuk memberikan ilmu-ilmu yang mereka memiliki juga sebagai ajang untuk saling sharing apa yang telah bapak ibu lakukan dalam mengelola kebun karet masing-masing.
Usai itu dilanjutkan dengan paparan dengan topik “Peningkatan Kualitas Bokar di Desa Lorok”. Nabila bertindak sebagai pemateri pertama. Akademisi ini menguraikan tentang desa Lorok yang sesungguhnya sangat potensial untuk budi daya karet. Kemudian dia juga menguraikan pemanfaatan belimbing wuluh yang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai penggumpal getah karet di samping asam semut atau cuka yang memiliki kelemahan karena kualitas Bokarnya ternyata lebih baik jika mempergunakan belimbing wuluh.
Usai pemaparan dilanjutkan diskusi. Sarono P Sasmito juga memberikan dukungan atas kegiatan yang dilakukan para dosen dan mahasiswa FP Unsri itu karena sangat bermanfaat bagi warga Desa Lorok yang masih banyak memiliki kebun karet di samping yang beralih ke kebun sawit. Pada kesempatan itu Rusmaidi salah seorang pemilik kebun karet di Desa Lorok juga menguraikan sistem penyadapan, durasi waktu dan penggunaan asam semut untuk penggumpalan getah karet. Di samping itu pihaknya juga belum mengetahui kalau Belimbing Wuluh ternyata baik itu penggumpal getah karet. Sedangkan tentang penjualan getah karet mereka bertransaksi dengan pedagang pengumpul yang ada di desa tersebut.
MANFAAATKAN TUMBUHAN LOKAL: Ternyata cairan Belimbing Wuluh efektif untuk menjadi koagulan atau penggumpal getah karet menjadi lateks bermutu. Potensi itulah yang digali pada momen itu dan para dosen dan mahasiswa melakukan demonstrasi penggunaannya.
Usai sesi tersebut dilanjutkan diskusi tersebut dilanjutkan dengan demonstrasi pengunaan cairan Belimbing Wuluh sebagai penggumpal atau koagulan yang memiliki berbagai keunggulan untuk menghasilkan lateks yang terbaik. Kegiatan berlangsung dinamis dan warga yang hadir antusias untuk memperoleh ilmu dari para dosen dan mahasiswa FP Unsri tersebut. Usai acara dilanjutkan foto bersama dan komitmen untuk melanjutkan pembinaan bagi para petani karet di Desa Lorok.
Foto: Dok FP Unsri
Teks/Editor: Sarono P Sasmito