
Dengan latar belakang sebagai bagian dari masyarakat bawah dan juga pelaku dunia jurnalistik, Alex tak tinggal diam melihat ketimpangan pendidikan yang masih melilit anak bangsa, khususnya di wilayah Sumatera Selatan.
Keprihatinan mendalam itu ia sampaikan dalam bentuk surat terbuka yang ditujukan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Melalui surat tersebut, Alex menyuarakan kegelisahan banyak orang tua dan pelajar yang harus menghadapi realita pahit—bahwa pendidikan tinggi masih menjadi barang mahal, bahkan tak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat miskin.
Isi Surat Terbuka: Harapan dari Masyarakat Bawah
Surat terbuka tersebut diberi judul “Pesan Terbuka untuk Bapak Presiden”, di mana Alex membuka sapaan dengan salam hangat dan penuh hormat kepada Presiden, Wakil Presiden, serta seluruh pemangku kebijakan di negeri ini. Dalam tulisannya, Alex menyampaikan sebuah harapan besar agar pemerintah pusat dapat menghadirkan kebijakan pendidikan gratis hingga jenjang Sarjana (S1), khususnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Alex menyoroti fakta bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang cerdas, berpotensi, dan punya semangat belajar tinggi, namun terpaksa menghentikan pendidikan mereka karena faktor ekonomi. Ia menyebut bahwa kondisi tersebut adalah cermin nyata dari belum meratanya akses pendidikan di negeri ini.
Mengacu pada amanat Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, Alex meyakini bahwa penerapan pendidikan gratis hingga S1 akan membawa dampak luar biasa bagi kemajuan bangsa. Ia merinci tiga poin utama yang menjadi dasar pemikirannya:
1. Indonesia dapat bersaing dan dihormati oleh negara-negara lain di dunia.
2. Angka kemiskinan dapat ditekan, karena pendidikan akan menjadi jalan keluar untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
3. Perekonomian masyarakat secara umum akan meningkat, seiring bertambahnya jumlah lulusan yang berdaya saing tinggi di dunia kerja.
Potret Nyata Ketimpangan Pendidikan di Sumatera Selatan
Pernyataan Alex tidak muncul tanpa dasar. Ia mengaku telah melakukan investigasi dan dialog langsung dengan masyarakat serta para wali murid di Sumatera Selatan. Hasilnya, banyak suara keluhan yang senada terdengar dari lapangan.
Masyarakat merasa bingung dan kecewa karena kebijakan pendidikan gratis seolah tebang pilih. Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan pendidikan tinggi di beberapa tempat diklaim sudah bebas biaya. Namun, ironi justru terjadi di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), di mana sejumlah sekolah negeri masih menarik biaya SPP kepada para siswa. Padahal, sesuai amanat pemerintah, pendidikan dasar dan menengah seharusnya dapat diakses secara cuma-cuma, terutama di sekolah negeri.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan: Mengapa masih ada pungutan di sekolah negeri jenjang SMA? Masyarakat berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap persoalan ini.
Surat yang Menggema Sebagai Jeritan Kolektif
Melalui surat yang ia tulis, Alex Pandawa Lima tak hanya menyampaikan pendapat pribadi, melainkan juga mewakili suara hati banyak warga Sumatera Selatan yang merasa bahwa pendidikan seharusnya menjadi hak, bukan beban.
“Dari ungkapan Pak Alex, secara tidak langsung kita bisa menangkap jeritan hati rakyat. Pendidikan adalah kunci untuk mencerdaskan anak bangsa. Tanpa pendidikan, kita akan terus tertinggal dari bangsa-bangsa lain,” ungkap salah satu warga yang diwawancarai secara terpisah oleh tim redaksi.
Alex berharap, suratnya tersebut dapat menjadi pintu pembuka untuk evaluasi dan perbaikan sistem pendidikan nasional, terutama dalam hal penyamarataan akses pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Harapan untuk Presiden Prabowo: Pendidikan sebagai Jalan Perubahan
Dalam suratnya, Alex mengakhiri dengan harapan tulus agar Presiden Prabowo Subianto bisa hadir sebagai pemimpin yang memberikan solusi nyata dan berpihak kepada rakyat kecil. Ia percaya, dengan kebijakan pendidikan gratis hingga jenjang sarjana, maka masa depan bangsa akan lebih cerah, karena lahirnya generasi terdidik yang mampu mengangkat harkat dan martabat keluarganya.
Alex Pandawa Lima menandatangani surat tersebut sebagai warga Kota Palembang, Sumatera Selatan—sebuah wilayah yang menurutnya masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, khususnya dalam bidang pendidikan.
Foto: Dok Alex Pandawalima
Teks/Editor: Sarono PS