Tabloid-DESA.com PALEMBANG – Pemerintah memprogramkan peremajaan lahan karet pada 2018 untuk menjaga dan sekaligus meningkatkan produksi karena sebagian besar pohon getah itu sudah berusia di atas 20 tahun.
Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Fahrurozzi di Palembang, Jumat, mengatakan rencana itu telah disampaikan Presiden Joko Widodo ketika mencanangkan program peremajaan lahan sawit di Musi Banyuasin beberapa waktu lalu.
“Syarat untuk memperoleh dana bantuan peremajaan lahan ini kurang lebih akan sama dengan yang diterapkan pada lahan perkebunan sawit,” kata dia seperti diberitakan antarasumsel.com.
Untuk itu, petani karet harus terlebih dahulu harus membentuk Badan Layanan Umum (BLU).
Ia menerangkan, sebenarnya petani karet di Sumsel tidak asing lagi dengan bantuan peremajaan lahan ini. Namun diakui bahwa selama ini bantuan tersebut sangat terbatas karena dananya sangat minim.
“Harapannya dengan adanya BLU sendiri maka petani karet akan dapat mengelola secara langsung dana replanting tersebut,” ujar dia.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumsel diketahui bahwa luas perkebunan karet sekitar 1,3 juta hektare yangmana sebanyak 150 ribu hektare tergolong tidak produktif.
Penyebaran perkebunana karet di Sumsel ini terbilang cukup merata yakni di Kabupaten Banyuasin, Muba, Musirawas, OKI, OKU, dan Kota Prabumulih. Sehingga, tak heran bahwa perkebunan karet masih menjadi tumpuan ekonomi Sumsel selain kelapa sawit dan batubara.
Sebelumnya, Pemprov Sumsel menargetkan peremajaan kebun karet seluas 1.600 hektare pada tahun 2017 untuk menjaga produksi pada tahun-tahun mendatang, mengingat sebagian besar tanaman karet petani sudah berusia 20 tahun ke atas.
“Sebetulnya luasan yang masuk dalam alokasi program peremajaan karet di Sumsel masih jauh dari ideal karena seharusnya minimal 40.000 hektare per tahun. Tapi karena dana yang terbatas membuat target ini meleset,” kata dia.