Program Kampus Merdeka, Hafisz Tohir Apresiasi Program Magang di Rumah Rakyat

Tabloid-DESA.com, JAKARTA – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengapresiasi keterlibatan anak muda dalam program ‘Magang di Rumah Rakyat’. Program ‘Magang di Rumah Rakyat’ merupakan inisiasi Sekretariat Jenderal DPR RI, khususnya Pusat Pendidikan dan Pelatihan bekerjasama dengan Kemendikbudristek.

Kegiatan yang diikuti mahasiswa dari beberapa kampus di berbagai kota ini merupakan salah satu rangkaian dari program ‘Kampus Merdeka’ yang menjadi bagian kebijakan Merdeka Belajar.

“Dengan mahasiswa yang (jumlahnya) 200-an ini, saya kira ini hal yang sangat maju bagi negara demokrasi seperti kita memandang bahwa mahasiswa adalah semacam think-tank yang idealismenya belum terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan,” ujar Hafisz setelah menghadiri Kuliah Umum terkait diplomasi parlemen dengan pembicara Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2022). 

Lebih jauh, anggota dewan dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I ini menyinggung tentang peranan anak muda dalam kebangkitan ekonomi Indonesia. Menurutnya, bonus demografi yang dimiliki Indonesia tak boleh disia-siakan dan untuk itu pemerintah maupun swasta harus bisa memberikan fasilitas untuk anak muda termasuk terkait dengan lapangan pekerjaan.

“Terkait dengan anak-anak muda ini itu kalau kita berhasil mengarahkannya dan berhasil membuka wawasan serta lapangan pekerjaan, ini akan membangkitkan ekonomi kita yang luar biasa. Maka itu kami tidak heran kalau beberapa pengamat ekonomi tingkat dunia mengatakan kita akan mencapai 5 besar dunia ketika bonus demografi ini bisa kita kawal dengan baik,” ujar Hafisz.

Terkait dengan diplomasi parlemen, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mengatakan bahwa terbuka kesempatan besar bagi anak-anak muda untuk melanjutkan jejak yang telah dibangun para Anggota Dewan saat ini.

Menurutnya, diplomasi antar negara tak hanya bisa dilakukan oleh para duta besar saja namun juga oleh seluruh anggota parlemen. 

“Kalau bisa kita bicara ambassador, duta besar kan sedikit sekali karena ruang lingkupnya terbatas hanya pada Kementerian Luar Negeri saja. Tapi, kita berhitung ada sekitar 17.000 posisi (anggota) DPRD se-Indonesia dan 575 (anggota) DPR RI jadi ini peluang yang besar bagi adik-adik mahasiswa dan milenial (untuk menjalankan fungsi diplomasi parlemen),” tambah Anggota Komisi XI DPR RI tersebut.

Hafisz juga menjelaskan, hingga saat ini tidak ada regulasi yang menghalangi generasi muda menjadi politisi maupun duduk di lembaga perwakilan rakyat baik di tingkat I, II maupun di tingkat pusat. Sehingga, peluang mahasiswa ini menjadi politisi sangat terbuka dan tentunya dapat berperan serta dalam menjalankan fungsi diplomasi parlemen. *