Mendes PDTT: Fokus Pada Satu Produk Jadi Kunci Atasi Ketertinggalan Desa

FOKUS

Tabloid-DESA.com NONE – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Sandjojo, meminta agar setiap desa menghasilkan skala produksi yang besar. Hal tersebut dapat dicapai jika setiap desa fokus pada satu komoditas tertentu.

“Jangan besok tanam cabai, besok lagi tanam padi, besok lagi tanam jagung. Kalau sedikit-sedikit, skala produksinya kecil. Hasilnya pun kecil, merugikan,” ujar Mendes PDTT Eko saat berdialog dengan para kepala desa dan lurah di Kantor Bupati Bone Bolango, Gorontalo, Jumat (13/01).

Akibatnya, lanjut Menteri Eko, sarana pascapanen tidak akan masuk ke desa. Hal itu akan berimbas pada tidak berkembangnya produk unggulan desa. Di hadapan para kepala desa, Menteri Eko mengatakan pemerintah akan memberi insentif bagi desa yang fokus dan sudah menetapkan produk unggulan desanya.

“Saya sudah bicara dengan Menteri Pertanian untuk mengalokasikan bibit, pupuk, dan sarana pertanian lainnya sebanyak 50 ribu hektar untuk Provinsi Gorontalo. Ini akan diberikan bagi desa-desa yang belum memiliki skala produksi yang besar,” lanjutnya.

Menteri Eko meyakini, jika desa telah memiliki skala produksi yang besar, maka sarana pascapanen akan mudah masuk ke desa. Pihak swasta bahkan akan datang dengan sendirinya untuk berinvestasi. Hal itu akan menjadi pintu untuk atasi ketertinggalan desa.

“Dukung produk unggulan desa itu juga dengan membangun embung dan kelola melalui BUMDesa. Saya yakin dengan faktor-faktor tersebut, percepatan pengentasan kemiskinan di desa akan lebih cepat,” sambungnya.

Pada tahun 2017, Kabupaten Bone Bolango akan mendapatkan dana desa sebesar Rp 122,3 milyar. Dana itu akan disalurkan untuk 160 desa. Jumlah tersebut naik 30% dari tahun lalu, yakni Rp 95,9 milyar.

“Prioritas penggunaan dana desa ada pada sektor pemberdayaan ekonomi rakyat, infrastruktur desa, dan pemberdayaan aparatur pemerintah desa. Mohon kami dimonitor agar pembangunan desa lebih baik,” ujar Bupati Bone Bolango, Hamim Pou.

Tinjau Perpustakaan Desa

Dalam kunjungannya di Kabupaten Bone Bolango, Mendes PDTT Eko Sandjojo juga menyempatkan diri untuk singgah di dua desa, yakni Desa Ayula Selatan, Kecamatan Bulango Selatan dan Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa. Menteri Eko mengapresiasi perkembangan yang telah dilakukan di dua desa tersebut.

Saat meresmikan Perpustakaan Desa At-Taufiq yang terletak di Desa Ayula Selatan, Mendes PDTT Eko Sandjojo meminta agar perpustakaan yang telah dibangun tersebut dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

Sekretaris perpustakaan, Fadli Liputo, mengatakan, perpustakaan yang dibangun dengan menggunakan dana desa sekitar Rp 74 juta ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Daripada membeli buku diluar, kami memutuskan untuk membuat perpustakaan ini. Kami menyediakan buku untuk dibaca masyarakat. Kami dorong masyarakat untuk memiliki tingkat literasi yang tinggi. Anak-anak bahkan sering kumpul di halaman sini hingga malam,” ujarnya saat ditemui di Desa Ayula, Jumat (13/01).

Fadli menambahkan, jenis buku yang disediakan beragam, mulai dari buku ketrampilan pertanian, agama, budaya, teknologi, hingga sejarah. Fasilitas internet juga tersedia. Ia berkeyakinan dengan memberikan kemudahan akses untuk membaca dan memperoleh informasi, masyarakat dapat terinspirasi untuk mengembangkan desanya.

Mendes PDTT Eko Sandjojo juga mengapresiasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Cahaya Permata yang terletak di Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa. Di hadapan Menteri Eko, pengelola BUMDesa memamerkan hasil gipsum produksi BUMDesa serta menunjukkan proses pembuatannya.

“Meski dibuat secara manual, produk ini bagus. Kualitas harus terus dijaga, namun juga harus diutamakan aspek keselamatan dan kesehatan,” ujar Mendes PDTT Eko saat melihat seorang warga membuat talang air dari gipsum secara tradisional.

Selain bergerak di bidang pertukangan dan meubiler, BUMDesa Cahaya Permata juga bergerak di bidang konveksi. Salah seorang pekerja, Erwin, mengaku, bidang konveksi yang terdiri dari 10 pekerja telah memberdayakan masyarakat, khususnya kaum perempuan. Mereka kini lebih aktif dalam kegiatan perekonomian.

“Dalam sebulan pesanan gorden bisa tiga rumah. Kalau untuk pakaian, dalam seminggu bisa hasilkan tiga pasang baju dengan harga per pasang Rp 250.000,00. Warga kini banyak yang tergerak,” ujarnya.

Pengembangan BUMDesa menjadi agenda prioritas pemerintah. Mendes PDTT Eko Sandjojo berharap dana desa yang dikucurkan hanyalah sebagai stimulan. Dirinya juga meyakini BUMDesa dapat menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat desa. “Nantinya segala bantuan pemerintah akan disalurkan melalui BUMDesa. Bantuan yang dikelola harus dapat dikapitalisasi agar menghasilkan keuntungan bagi BUMDesa dan masyarakat setempat,” ujar Menteri Eko.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *