Tabloid-DESA – Pembangunan embung desa akan meningkatkan produktivitas hasil pertanian masyarakat desa. Pasokan air di desa akan tersedia sepanjang waktu. Dalam setahun, setidaknya masyarakat akan menikmati hasil panen selama tiga kali.
“Embung desa bisa meningkatkan produksi pertanian kita sebanyak dua kali lipat. Belum lagi bonusnya, yakni peningkatan kegiatan perikanan, pariwisata, dan aktivitas ekonomi lainnya. Itu akan menjadi daya ungkit ekonomi desa,” ujar Menteri Eko dalam acara Rapat Koordinasi Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (PERTIDES), di kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Jakarta, pekan lalu.
Menteri Eko menambahkan, pihaknya akan membuat peraturan agar dana desa dapat digunakan untuk membangun embung. Selain itu, desa juga dapat bekerjasama dengan desa lain di wilayahnya untuk membuat embung air antardesa.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M. Nasir, mengatakan, dirinya akan mendorong perguruan tinggi melalui Forum PERTIDES untuk membantu masyarakat desa dalam hal riset. Masyarakat juga perlu diedukasi mengenai kapasitas dan teknologi apa yang dapat digunakan. Kemudian juga perlu diteliti apa yang dapat diberdayakan dan dibudiyakan di dalam embung tersebut.
“Teman-teman perguruan tinggi punya teknik sipil, teknik pengairan, dan lainnya. Kita bisa mendampingi masyarakat desa agar dapat mengelola air atau sawah dengan baik. Seperti apa keuntungan yang didapat dan bagaimana cost sharing-nya antar desa,” ujar Menteri Nasir.
Menteri Nasir menambahkan, selain dengan perguruan tinggi, Lembaga Pemerintah non Kementerian (LPNK) di bawah Kemenristekdikti juga didorong untuk berkontribusi, diantaranya adalah LIPI, LAPAN, BPPT, dan BATAN. Hal paling mendasar yang perlu diingat yaitu bagaimana teknologi yang diberikan dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat desa.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forum PERTIDES, Kadarsyah Suryadi, mengatakan forum yang dipimpinnya berkomitmen untuk bersinergi dengan Kemendesa PDTT dalam membangun desa. Melalui riset dan juga program KKN Tematik, perguruan tinggi siap berkontribusi memandirikan desa.
“Jumlah anggota saat ini adalah embrio. Kita akan membuat forum ini menjadi lebih besar, baik PTN maupun PTS. Sudah saatnya kita bersama-sama membangun desa,” pungkas Kadarsyah.
Forum PERTIDES merupakan kesatuan unsur seluruh perguruan tinggi dengan tujuan utama berkontribusi membangun desa-desa di Indonesia. Untuk periode 2016-2018, 11 (sebelas) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi yang mewakili zonasi desa binaan di seluruh Indonesia tergabung dalam forum ini sebagai pengurus. Sebelas Perguruan Tinggi tersebut adalah Institut Teknologi Bandung (Bandung), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Universitas Padjajaran (Bandung), Universitas Andalas (Padang), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jawa Timur, Universitas Trunojoyo (Madura), Universitas Mataram (NTB), Universitas Haluoleo (Kendari), Universitas Cendrawasih (Papua), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), dan Universitas Borneo (Tarakan).
Selain pengurus, juga terdapat 79 (tujuh puluh sembilan) anggota Forum PERTIDES yang tersebar di seluruh Indonesia. Puluhan Perguruan Tinggi tersebut telah menjalin kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kemendesa PDTT.