Tabloid-DESA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (27/12) untuk melakukan penanaman dan panen raya kentang. Selain itu, kunjungan tersebut juga sebagai bentuk komitmen untuk menepati janji kepada petani yang melalukan unjuk rasa beberapa hari lalu di Jakarta sehingga dapat meninjau langsung budidaya kentang dan berdialog dengan petani.
Dalam kunjungan ini, Amran menegaskan untuk tidak akan mengimpor kentang, tetapi harus bisa melakukan ekspor. Negara yang dibidik dan berpotensi menjadi tujuan ekspor yakni Singapura dan Malaysia. Dengan demikian, produksi dalam negeri harus ditingkatkan.
“Stop impor kentang, mulai hari ini tidak ada lagi kita cerita impor tapi kita obsesi kita ekspor,” tegasnya saat memberikan arahan usai melakukan panen dan tanam kentang bersama Anggota Komisi IV DPR RI, Darori Wonodipiro, Anggota DPD RI, Denti Widi Eka Pratiwi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerianl Perdagangan, Oke Nurwan, Bupati Banjarnegara yang diwakili Asisten Daerah, Wawang, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Suryo Banendro dan Dandim 0704/Bna Letkol Inf Arief Bastari.
Amran menjelaskan impor kentang selama tahun 2016 jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan total produksinya. Impor kentang hanya 26.000 ton sedangkan produksi kentang mencapai 1,2 juta ton. Terlebih lagi impor kentang tersebut hanya untuk varetas atlantis, yang mana saat ini kita sudah punya penggantinya yaitu varietas median yg karakteristiknya sama dengan atlantis yg siap diproduksi massal. Untuk itu, ke depan ekspor kentang, khususnya ke Singapura dan Malaysia harus terus didorong.
“Kami optimis ekspor ini bisa dicapai karena petani kentang kita khususnya di Dieng sangat luar biasa, barusan kami lihat langsung. Karena itu, harga kentang harus bagus, agar petani sejahtera,” jelasnya.
Menurut Amran, strategi untuk meningkatkan produksi kentang yakni melalui penyediaan benih unggul. Untuk mewujudkan ini, Kementerian Pertanian memberikan bantuan untuk produksi benih di wilayah Dieng.
“Kemudian penyediaan alat mesin pertanian untuk menekan biaya produksi dan penyediaan air dengan cara bangun embung. Ini dapat menaikkan produktivitas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Amran menyampaikan langkah-langkah peningkatan produksi di atas harus ditempuh sampai benar-benar berhasil. Sampai saatl ini tingkat produksi kentang nasional rata-rata mencapai 15 ton/ha. Untuk itu, agar ekspor dapat dilakukan, maka perlu upaya pengendalian impor.
“Intinya kalau petani bisa menaikkan produksi, keran impor ditutup. Karena ini merupakan cara untuk menguatkan dan mensejahterakan petani,” ujarnya.
“Jadi ketika harga kentang turun sedikit, jangan ramai-ramai teriak. Lain kali kalau ada masalah temui saya, kami siap bantu untuk kemajuan petani,” ujarnya.
Anggoata Komisi IV DPR Ri, Darori Wonodipiro memberikan apresiasi kepada Mentan karena menepati janjinya untuk berkunjung ke petani kentang Dieng. Selain itu, mengapresiasi juga upaya Kementerian Pertanian untuk membangun embung dalam meningkatkan produksi kentang.
“Keberadaan embung sangat bermanfaat di musim kemarau sebanyak 40 persen air terbuang begitu saja. Ini perlu kerja sama dengan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat,” ungkapnya.