DESA  

Komite III DPD RI Sosialisasi RUU Sistem Nasional IPTEK

Ketua dan anggota Komite III DPD RI berpose bersama Plt Sekda Provinsi Sumsel Joko Imam Sentosa, dan rektor Bina Dharma Prof. Bukhori Rachman usai pelaksanaan sosialisasi RUU sistem nasional iptek di Pemprov Sumsel
Ketua dan anggota Komite III DPD RI berpose bersama Plt Sekda Provinsi Sumsel Joko Imam Sentosa, dan rektor Bina Dharma Prof. Bukhori Rachman usai pelaksanaan sosialisasi RUU sistem nasional iptek di Pemprov Sumsel
Ketua dan anggota Komite III DPD RI berpose bersama Plt Sekda Provinsi Sumsel, Joko Imam Sentosa, dan rektor Bina Dharma Prof. Bukhori Rachman usai pelaksanaan sosialisasi RUU sistem nasional iptek di Pemprov Sumsel.

Tabloid-DESA.com PALEMBANG, Komite III DPD RI mengharapkan, agar pemerintah dan swasta dapat mendukung pengembangan berbagai riset untuk pengembangan sumber daya alam dan manusia. Hingga hasil riset yang didapatkan, akan berguna untuk menunjang kehidupan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Hal itu terungkap dalam rapat pandangan atas rancangan undang-undang tentang sistem nasional ilmu pengetahuan dan teknologi ke provinsi sumatera selatan, yang berlangsung di kantor pemerintah provinsi Sumsel, selasa (11/7). Acara tersebut dihadiri oleh seluruh anggota DPD RI, yakni Ketua Komite III DPD RI, Hardi Selamat Hood, Abdul Aziz, Maslihuddin Abdurrasyid, Habib Hamid Abdullah, Emilia Kontesa, Maria Goleti, Rafli, Oni Suwarman, M. Syukur, dan Ahmad Jajuli. Sementara dari pemerintah provinsi, dihadiri oleh Plt Sekda Provinsi Sumsel Joko Imam Sentosa, beberapa orang akademisi dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Palembang.

Ketua komite III DPD RI, Hardi Selamat Hood mengatakan, pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi harus didukung berbagai kegiatan riset, yang dilakukan oleh masyarakat dan perguruan tinggi. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, perlu dukungan dari pemerintah dan swasta. “Artinya, seluruh perusahaan baik BUMN, BUMD, dan swasta di Sumsel harus mendukung pengembangan dan pelaksanaan riset. Hingga berbagai temuan tersebut dapat diterapkan untuk membangun sumber daya yang ada,”tegas Hardi.

Dia mengatakan, sejauh ini banyak persoalan yang perlu mendapat perhatian untuk pengembangan iptek tersebut. Karena berdasarkan hasil pemetaan, persoalan lemahnya iptek setidaknya terjadi karena empat hal. Yakni jumlah peneliti disertai mutu yang kurang, prasarana riset yang tak memadai dan usang, dana riset yang rendah dan  minimnya kerjasama dan penerapan timbal balik riset dengan industri. “Padahal, industri-industri baik sektor hulu dan hilir membutuhkan riset untuk pengembangan produknya. Dan ini yang perlu di tekankan agar terjadi pengembangan iptek yang dapat memberikan nilai tambah bagi produk yang dihasilkan,”kata dia. (Ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *