ITMS Gelar Seminar Bioenginering,  Bekali Mahasiswa  Kemampuan Inovasi Kelola SDA Hayati

ANTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN: Sebagai bukti bahwa perguruan tinggi bukan menara gading yang hanya berkutat terhadap permasalahan akademis di kampus. ITMS menggelar Seminar Bioenginering bagi para mahasiswa agar mereka memiliki kepekaan dan keahlian dalam mencari solusi atas permasalahan lingkungan dengan inovasi ilmu terapan Rekayasa Hayati yang mereka peroleh.

TABLOID-DESA.COM, TUGUMULYO MUSI RAWAS—Berbagai langkah terus dilakukan oleh Institut Tehnologi Muhammadiyah Sumatera (ITMS) untuk membekali ilmu dan keterampilan mahasiswanya diantaranya dengan menggelar Seminar Bioenginering  di kampus ITMS di Desa F.Trikoyo Tugumulyo Musirawas Sumatera Selatan, Sabtu (22/06/2024).

PIMPINAN ITMS dan para narasumber yang mengisi kegiatan tersebut.

Acara dipandu oleh Hosiaroba mahasiswa Prodi Rekayasa Hayati  semester 2. Diawali pembacaan kitab suci Al-Qur’an oleh Syifa Assalafyiah mahasiswi prodi yang sama membacakan Surah Ar-Rahman ayat 1-20  dan dilanjutkan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah,Mars ITMS yang dipandu oleh Anggun Dwi Agustina.

Pada kesempatan itu Wakil Rektor,  H.Purwanto Dimyati M.P.D menyampaikan ucapan terimakasih kepada narasumber yang telah hadir untuk memberikan penyuluhan kepada mahasiswa dan  motivasi – motivasinya supaya apa yang disampaikan menjadi bekal di masa depan agar menjadi orang yang bisa mempunyai keahlian dalam menghadapi Revolusi Industri 5.0, ujarnya sembari membuka kegiatan seminar itu secara resmi.

 

 

 

Peragaan pembuatan pupuk dan racun dari bahan dan zat aktif tumbuhan yang diramu.

Kemudian pada sesi berikutnya, Muhammad Arif Fadilah yang  memandu acara presentasi seminar dan   praktek pembuatan racun herbal untuk pembasmi hama tanaman. Saat itu narasumber Siswanto,S.T.P dari dinas LPHP menunjukkan  bahan-bahan pembuatan racun dari tumbuh-tumbuhan seperti daun sirih, daun samiroto, serai, laos, tembakau dan banyak lagi jenis tumbuhan yang bisa menghasilkan obat dan  racun pembasmi hama pada tanaman.  Olahan tersebut sebagai Pestisida Nabati (Pesnab), pupuk hayati Plant  Growth Promoting Rhizobakteria ( PGPR), pupuk organik padat dan cair Mikro Organisme Lokal (MOL)

 

Pemberian sertifikat kepada Rukmawati sebagai nara sumber.

Kemudian tampil juga narasumber yang berpengalaman dalam Kehutanan dan  Lingkungan Hidup Rukmawati S.Hut., M.Ling dari  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang memberikan materi berhubungan dengan hutan dan lingkungan, bagaimana solusinya limbah yang dihasilkan supaya tidak mencemari dan pengolahannya sehingga  tidak melakukan pembakaran yang mencemari lingkungan.

Realitasnya hingga sekarang yang menjadi pokok permasalahan adalah sampah, yang menggunung  menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir  (TPA). TPA  dibuat memang jauh dari lingkungan hidup dalam artian jauh dari penduduk  supaya tidak mencemari lingkungan baik dari baunya polusinya yang bisa membawa penyakit dari kotoran sampah tersebut.

Untuk itu dia mengajak semua pihak  untuk saling menjaga dan memulainya dari diri kita sendiri sebab  masalah sampah  takkan habis,  ujarnya sembari tersenyum.

Bukan hanya itu Rukmawati juga  mengajak mahasiswa khususnya Prodi Rekayasa Hayati (RH) untuk bisa mengolah  sampah menjadi suatu yang bermanfaat dan punya nilai jual yang tinggi. Dari sampah bisa menghasilkan uang, bisa menghasilkan inovasi-inovasi  lain seperti bisa membuat pupuk,  biogas dan berbagai produk lainnya.

 

Apresiasi kepada nara sumber Suwanto dalam bentuk pemberian sertifikat.

Acara kemudian dilakukan dengan pemberian sertifikat oleh dosen Mu’awiyatu Al-Laits,S,ST,M.Si sebagai cendra mata kepada narasumber Rukmawati,S.Hut,M.Ling dari DLH. Di samping itu juga diberikan  sertifikat oleh  Lia Aseptin Murdini S.Si,M.Si kepada narasumber  Suwanto,S.T.P

Laporan Wartawan: Hosiaroba

Editor: Sarono P Sasmito