Herman Deru: Gemar Membaca Kunci Kesuksesan

# Festival Literasi, Launching Aplikasi Dairy Sumsel

baca1Tabloid-DESA.com PALEMBANG – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru mengapresiasi atas digelarnya Festival Literasi, menurutnya kegiatan ini sebagai terapi bagi  para pemuda agar tidak pernah berhenti untuk berkreasi serta berinovasi meskipun di masa pandemi Covid-19. 

Apalagi dia melihat festival literasi kali ini mengangkat tema multiliterasi mengembangkan kreativitas meningkatkan inovasi.

“Jadi jangan sampai kreativitas terhenti dan tersumbat bahkan inovasinya tidak bermanfaat. Saya yakin banyak sekali pemuda kita yang punya bakat,” kata Gubernur Herman Deru saat membuka Festival Literasi bertempat di Griya Agung Palembang, Senin (2/11).

Di penyelenggaraan festival literasi Sumsel hari ini lanjut HD ada inovasi dan terobosan-terobosan baru hal ini juga membuktikan bahwa masyarakat tidak pasrah dan berdiam diri di dalam menghadapi covid-19.

“Kita ketahui bersama bahwa pandemi ini menjangkit di 215 Negara termasuk di Indonesia. Tapi cara mengatasi berbeda-beda dan tidak ada yang sama tergantung situasi masing-masing. Di Sumsel karena persepsi yang sama sehingga ekonomi provinsi ini tetap tangguh di bandingkan provinsi lain. Hal itu dikarenakan aktivitas, kreativitas tidak terkena dari corana sebab kita ingin selalu berbuat,” ungkap HD.

Apa yang telah diperbuat dan digagas oleh Duta Literasi Sumsel Hj. Percha Leanpuri  bersama instansi terkait, HD mengaku luar biasa karena kegiatan ini mengundang kreativitas-kreativitas terpendam selama ini  tidak dapat ditampilkan akibat sarana yang kurang dan informasi yang tersumbat maka para pemuda saat ini dapat memanfaatkan Festival Literasi tersebut.

baca3

Dihadapan para ratusan siswa-siswi yang hadir, HD menilai Literasi ini bukan hanya membaca dan menulis tapi memahami dari apa yang mereka baca dan mengimplementasikannya. Apalagi saat ini sudah didirikannya pojok baca hal ini juga sebagai pemantik untuk gemar membaca.

“Kita harus mendoktrin agar anak-anak harus membaca tapi dengan cara yang benar agar anak-anak tidak menghindari bacaan. Gemar membaca ini harus diseberluaskan karena membaca ini salah satu kunci sukses,” terang HD.

Namun di kesempatam ini juga ada hal yang paling penting diingatkan oleh HD kepada para pemuda adalah untuk terus berinovasi, mengejar informasi dan teknologi tapi jangan pernah meninggalkan kearifan lokal.

“Kita boleh modern, kita boleh ikut perkembangan dunia ini tapi kita jangan pernah tinggalkan kearifan lokal sebagai ciri khas warga Sumsel. Kita jangan pernah malu menampilkan kearifan lokal bahkan ini kita harus pertahankan,” tutup HD.

Sementara itu, Duta Literasi Provinsi Sumsel Hj. Percha Leanpuri mengatakan festival literasi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2020.

Literasi sekarang menurut Percha bukan hanya sekedar kemampuan menulis dan membaca tapi pada era sekarang mulai bergeser bagaimana sebagai individu melakukan pemahaman dari apa yang dibaca dan menulis serta menggambarkan dari aktivitas sehari-hari, sehingga lanjutnya definisi literasi ini menunjukan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajarannya.

baca4

“Literasi memiliki banyak variasi seperti literasi media, bagaimana para media dan juga kita (para pembaca) dapat memahami dan memaknai isi media tersebut dan tidak tergiring berita -berita hoaks. Seperti juga contohnya Literasi Keuangan yang dilalukan pihak perbankan melalui prodak -prodak yang dikenalkan kepada masyarakat. Kemudian Literasi komputer, Literasi Sains, Literasi Sekolah dan hal lainnya,” ungkapnya.

Lebihn lanjut Percha menyebut, hakikat berliterasi secara kritis dalam masyarakat demokratis dapat diringkas diantara adalah memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, mentransformasi teks yang di baca. Kesemuanya, menurutnya merujut pada kompetensi dan kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Sebagai Duta Literasi Sumsel, dia juga telah banyak  melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dengan bersama Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel termasuk Festival Literasi kali ini.

“Kita juga sebelumnya telah mengemas acara-acara literasi seperti tahun lalu ada pameran buku (gowes literasi), trauma hiling kepada anak-anak terdampak kebakaran di Kabupaten Lahat, melakukan kunjungan keperpustakaan Desa di Sumsel serta memberikan bantuan buku bagi komunitas baca yang membutuhkan koleksi bukunya,” pungkasnya.

Dalam Festival Literasi kali ini bukan hanya di tampilkan pameran buku dan pemberian Pojok Baca ke 12 Kabupaten/Kota Sumsel tapi juga diresmikannya Aplikasi Dairy Sumsel yang merupakan Aplikasi Perpustakaan Digital Sumsel.