Tabloid-DESA.com SEKAYU – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong peningkatan nilai tambah produk yang ada di daerah. Selain penyebarluasan ilmu pengetahuan, upaya yang dilakukan mulai dari pra hingga pascaproduksi tersebut diyakini akan berimbas positif menggenjot perekonomian dan sektor lainnya.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Profesor Eny Sudarmonowati saat kegiatan Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pengenalan Konservasi dan Pengembangan Potensi Daerah yang digelar di Auditorium Setda Muba, Rabu (29/11/2017). Hadir dalam kegiatan ini, anggota Komisi VI DPR RI Ir H Nazarudin Kiemas, Bupati dan Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi serta Komisi anggota DPRD Kabupaten Muba.
Eny Sudarmonowati mengatakan, Indonesia kaya sumber daya hayati, tapi tidak ada nilai tambah. Kondisi itu menjadi salah satu faktor ketertinggalan Indonesia dari negara lain. Ia mencontohkan sektor pertanian di Indonesia. Saat ini, sektor pertanian dianggap sebelah mata. Generasi muda juga enggan menjadikan sektor pertanian sebagai gantungan hidup.
Bahkan fakultas pertanian juga relatif kalah peminat dibanding lainnya. Terkait persoalan itu, LIPI mengajak pemerintah daerah meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan masyarakat di wilayahnya, langkah tersebut akan memunculkan dampak lanjutan yang positif bagi daerah tersebut.
“Peningkatan nilai tambah itu harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Semisal produk pertanian itu juga harus dipikirkan mulai dari benih, pupuk, hingga bagaimana industri pascaproduksi. Ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru,” kata Eny. Indonesia, menurut Eny, terkenal sebagai negara terkaya kedua dalam sumber daya hayati. Namun, sekarang nomor lima terbanyak kepunahannya.
Oleh karena itu, perlu pelestarian konservasi agar sumber daya hayati itu tetap lestari. “Dan itu tidak harus dari hutan. Kita ada program semacam kebun raya. Jadi, kalau Muba misalnya tanaman Getah Gambir dianggap penting dan produk lokal andalan bisa dimasukkan ke kebun raya itu,” ujarnya.
Bupati Muba H Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, potensi lokal di Bumi Serasan Sekate luar biasa. Dia mencontohkan potensi sektor pertanian, baik produk sawah maupun perkebunan. Namun, pengolahan hasil pertanian tersebut memang masih terbatas.
Jadi, belum maksimal menunjang kesejahteraan masyarakat. “Kita apresiasi kegiatan LIPI dan Komisi VII DPR RI. Kita siap bekerja sama. Soal kebun raya misalnya, pemkab memiliki lahan sekitar 30 hektare, Itu bisa dimaksimalkan untuk kegiatan tersebut,” tandasnya.
“Manfaatkan sebesar-besarnya kedatangan LIPI ini, serap ilmu sebanyak-banyaknya, untuk menggali potensi daerah yang luar biasa di Kabupaten Muba ini, terkait dengan pengolaan Pupuk Organik Hayati (POH) yang diajarkan oleh LIPI, jika sudah berhasil nantinya bisa mengurangi bahkan ketergantungan para petani terhadap penggunaan pupuk kimia, “imbuhnya.
Untuk informasi, Pemkab Muba mendapatkan bantuan 2000 batang bibit mangga dan jambu biji, masing-masing 1000 batang dan mesing pembuat pupuk. Kemudian akan disalurkan ke Desa Rimba Ukur dan Sungai Batang. Setelah bibit-bibit tersalurkan dan ditanam, pihak LIPI akan memantau perkembangannya, Jika bibit tumbuh sampai memproduksi dengan baik, Desa Rimba Ukur, dan Sungai Batang nantinya menjadi percontohan dari program tersebut.
Sementara itu, Ir H Nazarudin Kiemas, Anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi energi dan lingkungan hidup bermitra dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendatangi Kabupaten Muba dalam rangka pengenalan konservasi dan pengembangan potensi ekonomi daerah.
“Sebagai komisi yang membidangi lingkungan salah satu partner kerja mereka adalah LIPI, bagi kami di Komisi VII bukan kali ini saya bergandengan dengan mereka, dan pada kesempatan kali ini LIPI memberi pengenalan tentang konservasi dan pengembangan potensi ekonomi daerah, banyak sekali sebenarnya potensi ekonomi daerah yang belum dimaksimalkan,” tukasnya.