Tabloid-DESA.com PONTIANAK – Pemerintah Indonesia diingatkan pentingnya berinvestasi di pedesaan untuk mengubah masa depan migrasi, sehingga dapat mendorong peningkatan pembangunan sektor pangan dan pertanian, kata Perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders.
“Banyak keluarga bermigrasi karena alasan-alasan ekonomi, di mana mereka tidak melihat pilihan lain yang layak untuk keluar dari kemiskinan selain bermigrasi, baik itu ke perkotaan atau ke negara lain,” ungkapnya saat peringatan Hari Pangan Sedunia di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis.
Pembangunan yang komprehensif di pedesaan, dinilainya, dapat mengubah banyak hal, seperti menghapus kemiskinan, mengurangi potensi konflik, dan memberdayakan masyarakat miskin di pedesaan untuk terlibat dalam rantai makanan yang menguntungkan sekaligus keberlanjutan.
Tema internasional Hari Pangan Sedunia 2017, menurut dia, adalah dampak migrasi, bukan hanya pada manusia, tetapi juga pada perbaikan status ketahanan pangan mereka.
Tema “Mengubah masa depan migrasi; Investasi di Bidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Pedesaan”, dikemukakannya, menekankan faktor ekonomi, sosial dan politik sebagai pemicu perpindahan orang secara besar-besaran di dunia.
FAO sebagai organisasi teknis di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat secara global bahwa saat ini ada sekira 64 juta orang terlantar karena konflik dan kekerasan, termasuk 500.000 orang Rohingya dari Myanmar, tetapi juga masih ada jutaan orang lagi di Timur Tengah, Afrika dan wilayah lain.
“Ini adalah jumlah tertinggi sejak Perang Dunia Kedua. Mereka bermigrasi dengan terpaksa, karena mereka tidak punya pilihan lain,” ujarnya.
Di Indonesia, dinyatakannya, jutaan orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, tinggal di daerah pedesaan.
Bank Dunia, menurut dia, mencatat Indonesia berada di rangking ke-14 di antara negara-negara penerima remitansi pada 2015, dengan perkiraan sebanyak 10,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dikirim oleh pekerja Indonesia yang tinggal di luar negeri, atau naik senilai 22 persen dibanding tahun sebelumnya.
Mark Smulders menambahkan, tema nasional Hari Pangan “Menggerakkan Generasi Muda dalam Pembangunan Pertanian Indonesia untuk menjadi Lumbung Pangan Dunia” sangat terkait dengan tema internasional.
“Tema yang juga bertujuan untuk mengatasi penyebab utama migrasi desa ke kota dengan penekanan khusus pada generasi muda di pedesaan,” katanya.
Di Indonesia, dikemukakannya, sekira 45 persen penduduk tinggal di daerah pedesaan. Selama 15 tahun terakhir, penduduk daerah perkotaan di Indonesia meningkat sebanyak 50 juta orang, sementara jumlah penduduk di pedesaan menyusut sebanyak 5 juta orang.
Pada tahun 2016 saja, jumlah orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan mencapai sekitar 7 juta orang.
Ia menambahkan, peran pekerjaan di bidang pertanian, ke depan akan semakin penting dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan manusia.
“Generasi muda amat dibutuhkan di pedesaan. Untuk mengurangi laju migrasi keluar dari pedesaan, kita harus memberikan insentif yang tepat, dan mendemonstrasikan bahwa terlibat dalam pertanian menjadi amat menguntungkan, dan dapat membuat hidup lebih nyaman,” demikian Mark Smulders.