Tabloid-DESA.com JAKARTA – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir mengungkapkan, masyarakat di daerah pemilihannya geram dengan kebijakan pemerintah yang akan melakukan impor pangan terutama beras.
“Beras banyak kok. Rakyat marah kenapa pemerintah impor! Ini fakta lapangan. Saya baru pulang dari Banyuasin-desa Muara Telang. Musim panen, padi melimpah di lumbung rumah penduduk desa,” tegas politisi PAN itu kepada wartawan di Jakarta, Senin (05/02).
Kenyataan di lapangan, terang dia, ramai-ramai warga desa saling sewa tenaga untuk memanen, mengangkat padi dari sawah ke rumah, hingga memisahkannya menjadi gabah.
“Suasana ramai pedesaan kian lebur dalam canda gadis-gadis desa yang suara tawanya tertahan ramainya mesin penggilingan padi. Terbayang hasil padi yang bisa dijual untuk menggelar pesta pernikahan, sunatan, atau persedekahan aqiqah yang sudah lama tertunda,” lirihnya.
“Surplus beras, inilah yang sedang terjadi di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan di Sumsel,” imbuhnya.
Memang, kata dia, banjir beras mungkin akan membawa dampak bagi rendahnya harga beras itu sendiri.
“Tapi jika suplai lebih banyak, seharusnya pemerintah menampungnya dalam gudang-gudang Bulog, agar tidak terjadi kerusakan harga beras itu sendiri. Masyarakat bisa menikmati beras “anyar” yang lebih lezat jika ditanak dengan baik,” ujarnya.
Harga yang didapat juga tetap normal, tentunya efek tersebut akan memberikan keuntungan bagi petani.
“Hal tersebut sepertinya wajar saja jika dalam beberapa hari ke depan, banyak petani padi yang membeli sepeda motor baru, kulkas, dan tv baru. Atau karena sawahnya luas, diantara petani tersebut salah seorang tuan tanah tiba-tiba saja membeli mobil baru. Itulah buah hasil kerja keras petani. Karena hanya sejumput itulah kemewahan yang dapat mereka nikmati,” kata dia.
“Wahai penguasa kapan lagi engkau memuliakan para petani pejuang bangsa,” pungkasnya.