Atasi Karhutla, Danrem 044/Gapo Kumpulkan Dandim dan Kades

EMAIL RAKOR (3)

Tabloid-DESA.com PALEMBANG – Bertempat di ruang rapat Makorem 044/Gapo, Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, S.IP. memimpin rapat koordinasi (Rakor) terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di wilayah Sumsel yang dihadiri oleh para Komandan Kodim, Danden dan Kasi jajaran Korem 044/Gapo serta para Kades yang wilayahnya rawan kebakaran.

Danrem 044/Gapo selaku Dansatgas darat penanggulangan Karhutla wilayah Sumsel menyampaikan, Korem 044/Gapo sebetulnya ingin melakukan pemetaan dan melihat aspek penyebab permasalahan dari setiap kasus kebakaran yang ada di wilayah yang tergolong rawan terjadi kebakaran atau pembakaran yang dilakukan secara sengaja. Dan Korem 044/Gapo akan mempelajari setiap permasalahan dengan bagaimana memahami karakter dan modus dengan mencoba mencari solusi. Diaharapkan dari hasil Rakor ini akan ada solusi yang nantinya sama-sama bisa dipraktekan untuk mencegah terjadinya kebaran lahan.

EMAIL RAKOR (1)

“Dalam hal ini kita lebih mengutamakan aspek ancaman-ancaman, itu bisa timbul dari berapa hal yang menjadi penyebabnya, seperti dari adanya konflik karena tidak adanya keselarasan dan tidak adanya sinergitas yang kemudian kecenderungan itu akan membuka peluang yang akhirnya menjadikan sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab,” jelas Danrem.

Lebih lanjut Danrem menjelaskan bahwa ada beberapa aspek yang bisa memicu pembakaran lahan, salah satunya adalah Karhutla bisa terjadi diawali adanya konflik didalam internal wilayah, sehingga melalui pihak terkait secara pelan-pelan akan dicoba ditata kembali.

“Kita mencoba menata dari bidang-bidang tertentu seperti bidang pertanian, perkebunan maupun perikanan. Kita sudah mempelajari hal itu dan sedang membuat sistem sehingga kita tahu siapa sih pelaku-pelakunya, itu karena ketidaktahuan, karena kesengajaan atau mungkin karena dia tidak mikirin orang lain, saking tidak mikirinnya justru efeknya berdampak sama orang lain yang akhirnya juga mengganggu lingkungan,” jelasnya.

Kemudian terhadap para Kades sendiri, Kunto menambahkan sasarannya karena mereka selaku pemegang otoritas terkecil di daerah yang juga punya kewenangan anggaran yang potensial melaksanakan sistem pemerintahan itu sendiri, kalau masyarakat desa itu selalu menjadi objek dari program yang ada tetapi dia sendiri merasa dirugikan karena hanya cuma dijanjikan terus menerus tentu akan berdampak buruk. Karena adanya rasa ketidakadilan dari perangkat itu sendiri, maka akan terciptanya kelompok-kelompok yang akhirnya berpotensial menjadi konflik, dimana mereka membuat cara sendiri, metode sendiri dan budaya sendiri sampai menyebabkan mereka harus melakukan cara-cara di luar ketentuan.

“Ya bisa jadi mereka dongkol, akhirnya mereka mengambil inisiatif bakar saja, atau bisa saja mengajukan alsintan tapi tidak dikasi akhirnya mereka bikin cara sendiri, ini yang kita antispasi bersama,” urainya.

Sementara itu ditempat yang sama, Komandan Kodim 0402/OKI Letkol Inf Seprianizal, S.Sos. selaku Dan Sub Satgas wilayah OKI dan OI mengatakan, jajarannya telah berupaya dalam penanggulangan Karhutla dengan membentuk pos-pos pantau yang tersebar diseluruh wilayah yang rawan kebakaran serta telah menyiagakan seluruh kekuatan baik personel TNI, Polri, BPBD Kab. OKI dan OI, Manggala Agni dan personel lainnya yang tergabung dalam Satgas beserta masyarakat.

“Personel kami sudah siap siaga memasuki kemarau ini yang disinyalir intensitas terjadinya kebakaran mulai meningkat, begitu ada kebakaran langsung kita atasi secepat mungkin walaupun masih ada kendala dilapangan seperti daerah yang sulit dijangkau melalui darat dan itu akan kita koordinasikan dengan Satgas udara untuk mengatasinya”, urainya.

Kades Gelebek Dalam Kec. Rambutan Banyuasin Bapak Hendri yang hadir dalam Rakor tersebut menyampaikan, sekarang tim penanggulangan Karhutla baik itu dari TNI maupun Polri sekarang telah meningkatkan kewaspadaannya salah satunya dengan melakukan sosialisasi masalah Karhutla kepada warga masyarakat.

“Saya juga telah menghimbau kepada warga masyarakat di desa saya tentang hukum bagi pelaku pembakaran, diharapkan dalam kegiatan apapun jangan sampai membakar, sekarang warga takut membuka lahan dengan membakar,” terangnya.

Ia menambahkan sekarang ini bisa dipastikan masyarakat takut untuk membuka lahan dengan cara membakar, selain itu perangkat desa disetiap kesempatan seperti pada acara perkumpulan, sedekahkan atau acara pengajian selalu kami sosialisasikan agar tidak mebakar lahan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *